...SELAMAT DATANG DI PETA CREATION, TEMPAT BELAJAR BERSAMA UNTUK MENAMBAH ILMU PENGETAHUAN DAN IMAJINASI MU DI SINI OK...
 
iklan banner 125 x 125 iklan banner 125 x 125 iklan banner 125 x 125 iklan banner 125 x 125 iklan banner 125 x 125

Senin, 19 November 2012

Ilmuwan Temukan Cara Baca Pikiran Manusia




Ilmuwan Temukan Cara Baca Pikiran Manusia
Membaca pikiran orang lain hingga saat ini mungkin dianggap sebagai sebuah fiksi ilmiah, namun kini ilmuwan mengklaim telah menemukan cara untuk membaca pikiran seseorang. Masa sih?

Ilmuwan neurologi di University of California Berkeley mengklaim telah menemukan sebuah cara untuk membacara pikiran seseorang dengan  menggunakan program komputer yang bisa menerjemahkan aktivitas di dalam otak ke dalam kata-kata.


Program tersebut dijalankan dengan memasangkan elektroda di dalam tengkorak otak pasien yang menjalani operasi akibat penyakit epilepsi atau tumor otak.


Alat tersebut berfungsi untuk memonitor informasi yang keluar dari bagian lobus, yakni  pusat dari proses berbicara dan melihat.


Ketika sang pasien mendengar seseorang berbicara, sebuah program komputer digunakan untuk menganalisa bagaimana otak mereproduksi kata-kata yang telah di dengar.


Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal PLoS Biology telah diuji kepada 15 pasien, dimana setiap pasien disematkan sekitar 256 elektroda di dalam permukaan otak mereka.


Dengan pencapaian ini, peneliti berharap teknologi tersebut dapat terus dikembangkan sehingga bisa digunakan membantu orang yang terkena serangan stroke atau penyakit degeneratif lainnya.


Lebih jauh lagi, peneliti juga percaya jika tehnik yang mereka buat bisa digunakan untuk membaca dan melaporkan apa yang pasien pikirkan atau katakan setelahnya.


"Pakar neurologi mempercayai bahwa otak bekerja dengan menerjemahkan berbagai aspek dari dunia luar, seperti ucapan menjadi sebuah pola aktivitas elektrik. Tapi dengan membuktikan bahwa pola tersebut bisa diterjemahkan kembali merupakan sebuah langkah maju," ujar pakar neurologi asal Inggris, Profesor Jan Schnupp, saat menanggapi hasil penelitian tersebut.


(as/dailymail)
Diberdayakan oleh Blogger.